Analisis finansial usaha budidaya ikan mujair menggunakan asumsi dasar bahwa kolam dan prasarana kolam yang digunakan sudah menjadi milik petani ikan. Lahan kolam dapat berbentuk sewaan maupun milik petani ikan. Analisis usaha ikan mujair berikut adalah analisis usaha pemeliharaan.
Analisis ini menggunakan data awal tahun 2.000-an. Untuk memperbarui datanya, petani ikan dapat menggunakan data yang sesuai dengan harga yang berlaku didaerah setempat.
1. Biaya Produksi
No | Uraian | Jumlah (Rp) |
1 | Sewa kolam | 120.000,- |
2 | Benih ikan mujair 4.000 ekor, @ Rp 150,- | 600.000,- |
3 | Pakan – Dedak 8 karung @ Rp 800,- | 6.400,- |
4 | Obat dan pupuk | |
– Kotoran ayam 4 karung, @ Rp 7.000,- | 28.000,- | |
– Urea dan TSP 10 kg, @ Rp 1.800,- | 18.000,- | |
– Kapur 30 kg, @ Rp 1.200,- | 36.000,- | |
5 | Peralatan pemeliharaan ikan | 96.000,- |
6 | Tenaga kerja 1 orang @ Rp 10.000,-/hari x 30 hari | 300.000,- |
7 | Biaya tak terduga 10% x Rp 1.114.400,- | 111.440,- |
Jumlah biaya produksi | 1.315.840,- |
2. Pendapatan benih ikan
85% x 4.000 ekor x Rp 550,- 1.870.000,-
3. Keuntungan 644.160,-
4. Parameter kelayakan usaha B/C ratio 11.52
Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap harga jual, baik di tingkat prtani ikan maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu, penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.